Pererat Komunikasi Ciptakan Harmonisasi
Hubungan yang baik selalu berawal dari komunikasi, terutama komunikasi yang dilakukan dengan cara langsung seperti tatap muka. Itu sebabnya, dalam berkeluarga apabila komunikasi dilakukan dengan cara yang tepat, maka hubungan rumah tangga pun akan berjalan dengan baik.
“Istri saya baru sampe rumah aja yang dicari bukan anaknya, tapi charger handphone-nya, katanya sih mau bergosip, takut ketinggalan gossip,” jelas Arman (35), seorang kepala rumah tangga sekaligus suami dari seorang istri yang gemar bermain gadget.
Bisa dibilang, keadaan seperti itu bukanlah lagi hal yang aneh. Saat ini semakin banyak orang yang melakukan komunikasi jarak jauh namun justru mengabaikan komunikasi yang “dekat”. Dalam artian banyak orang yang justru tidak peduli dan mengacuhkan orang yang berada disekitarnya untuk berkomunikasi. Seperti Arman yang menceritakan betapa istrinya lebih gemar “berkomunikasi” dengan smartphone dibanding dengan anak atau keluarganya. Bahkan jangan heran jika saat ini banyak keluarga modern yang berada bersama di meja makan namun dengan masing-masing smartphone yang berada di genggaman tangan.
Banyak dampak negatif yang terjadi karena keadaan demikian, yaitu kedekatan antar keluarga yang tidak terbina, tetapi lebih dari itu, dampak yang negatif pun timbul karena adanya komunikasi yang kurang baik terutama antar pasangan suami istri, diantaranya adalah hubungan yang tidak harmonis yang berdampak pada perceraian. perceraian juga kerap terjadi, bahkan bisa dikatakan terus meningkat. Hasil penelitian Mark Cammack, guru besar dari Southwestern School of Law-Los Angeles, USA menyebutkan bahwa pada tahun 1950-an angka perceraian di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tergolong yang paling tinggi di dunia. Dimana angka perceraian di Indonesia meningkat kembali secara signifikan sejak tahun 2001 hingga 2009.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA), angka perceraian pasangan di Indonesia terus meningkat drastis, tercatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan hingga 70 persen. Bahkan selama tahun 2010 telah terjadi sebanyak 285.184 kasus perceraian di seluruh Indonesia. Selain itu, mengutip beberapa sumber menyebutkan bahwa di Indonesia 40 perceraian terjadi setiap jam atau hampir seribu kasus perceraian setiap minggunya, berdasarkan data yang diambil di tahun 2013.
Kerap, perceraian ini menjadi sesuatu yang menakutkan dalam membina rumah tangga. Itu sebabnya, memiliki hubungan harmonis dalam setiap keluarga menjadi dambaan setiap pasangan dalam berumahtangga yang dapat dilakukan dengan cara mudah dan sederhana.
“Mempererat komunikasi bisa dilakukan dengan hal yang mudah dan sederhana,” ucap aktris senior, Astri Ivo yang hadir sebagai pembicara dalam seminar “Kiat Menjaga Keharmonisan Keluarga” yang diadakan oleh Ladeis Beauty Club (LBC).
Tingkat kesibukan yang terus meningkat, akhirnya membuat pasangan suami istri sering lupa akan pentingnya komunikasi tatap muka untuk menjaga hubungan pernikahan tetap harmonis. Itu sebabnya, komunikasi harus terjalin dengan baik. Para pasangan dalam sebuah keluarga, harus pintar mencari cara yang tepat untuk menjalin komunikasi.
“Apabila waktu bersama dan minimnya komunikasi menjadi hal yang mahal, akan ada potensi masalah. Kualitas komunikasi sangat berpengaruh terhadap romantisme pasangan,” tuturnya.
Tidak perlu biaya mahal atau harus bersusah payah untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Untuk memikat komunikasi yang harmonis, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan cara sederhana seperti bersikap manis terhadap pasangan, panggil pasangan dengan panggilan sayang, mengingat hari ulang tahun ataupun hari spesial lainnya ternyata bisa menjadi hal yang berkesan dan dapat membuat hubungan rumah tangga menjadi lebih harmonis. Selain itu, hal sepele yang mungkin kadang terlewatkan ialah berkomunikasi di malam hari sambil melepas lelah setelah seharian bekerja, bisa menjadi langkah yang dilakukan bagi para pasangan untuk melakukan komunikasi yang tepat.
“Untuk istri yang tidak bekerja, sambut suami sepulang kerja dengan muka yang bahagia, dandanan yang cantik, dan tidak melulu pakai daster. Masa depan suami tampil kucel. Istri dipandang harus menyenangkan, jangan diluar kaya ratu di dalam rumah kaya babu dan malam seperti hantu. Ingat, selain untuk keharmonisan keluarga, menyenangkan hati suami itu ibadah,” pesan Astri.
Selain itu, Astri mengajak para wanita agar selalu menjaga keharmonisan keluarga. Karena wanita ialah gerbangnya keluarga, salah satu rahasia keharmonisan keluarga ada pada tingkah laku wanita dalam menjaga keluarganya. Maka tidak heran jika wanita menjadi makhluk paling sibuk di dunia, dari mulai terbit matahari sampai terbenamnya mata suami.
“Menikah bukan untuk di dunia saja, tetapi juga di akhirat,” tandas Astri.
Dikatakan oleh wanita yang sudah 30 tahun menikah ini, salah satu kunci dari keharmonisan keluarga tanamkan terus rasa cinta, yang seharusnya setiap hari bertransformasi, bukan semakin lama semakin bosan tetapi justru semakin lama semakin sayang. Lakukan komunikasi yang penuh cinta karena itu sudah ada dalam Al-Qur’an.
“Semakin tua usia pernikahan semakin sayang dan mesra. Sama sama belajar dan menerima bahwa pasangan kita bukan malaikat yang selalu benar dan bukan setan yang selalu salah,” tandasnya.
Diingatkan Astri, untuk para wanita, tidak ada salahnya membantu suami dalam mencari rezeki, karena perempuan yang hebat adalah perempuan yang mau membantu suaminya mencari rejeki. Walaupun istri yang solehah sudah dijamin pahalanya, namun pahala sedekah yang terbaik ada pada wanita yang membantu suami mencari nafkah. “Perempuan tidak mempunyai kewajiban mencari nafkah, tetapi perempuan yang ikut mencari nafkah adalah perempuan yang double pahalanya.
Namun harus tetap tawadu, rendah hati, tetap taat dan patuh pada suami. Paham dan sadar bahwa suami adalah kepala keluarga,” pesan Astri.
dr. Nila Farahdiba Daulay yang juga hadir sebagai pembicara saat itu, memberikan tips bagaimana menciptakan harmonis dalam sebuah keluarga. Menurutnya, banyak sekali faktor yang mempengaruhi apakah keluarga tersebut harmonis atau tidak. Salah satunya adalah masalah seksual yang sangat penting dalam keluarga. “Walaupun bukan yang utama, masalah tersebut mempengaruhi keharmonisan keluarga. Dan yang pasti masalah diatas ranjang pun harus dikomunikasikan,” tuturnya.
Saat berumah tangga sudah semakin lama, gairah seksual menurun. Padahal hubungan seksual yang sehat akan menghilangkan stres, sakit kepala dan nyeri pada bagian tubuh. Satu kali hubungan seksual yang baik dan sehat sama dengan lari sekitar 20 menit nonstop atau 240 kalori akan terbuang. “Untuk para wanita, sebaiknya mulai perhatikan kesehatan organ intim, salah satunya dengan menggunakan produk yang tepat. K-Puyikang misalnya, produk ini selain membersihkan organ kewanitaan, juga dapat membuat hubungan seksual dengan suami semakin “hot”,” ujarnya.
Ayo wanita, jaga keharmonisan keluarga.
Salah satunya bisa dilakukan dengan memilih bisnis yang tepat, selain pahala yang didapat, keluarga juga tetap terjaga keharmonisannya. Salam Sehat, Cantik, Sukses! (Inggrid Namirazswara)