Urban farming jadi metode bercocok tanam rumahan yang mulai digemari masyarakat di perkotaan. Melansir dari Pojok Iklim, urban farming sendiri merupakan konsep bercocok tanam dengan memanfaatkan ruang yang ada di rumah atau pemukiman.
Selain menjaga kelestarian lingkungan, menurut Cybex Pertanian, urban farming juga turut membantu mengurangi emisi karbon di lingkungan, bermanfaat bagi kesehatan, hingga bernilai secara ekonomi bagi komunitas lokal. Lantas, hal apa saja yang harus dipertimbangkan sebelum Anda memulai metode bercocok tanam ini? Berikut tips memulai urban farming seperti dilansir dari berbagai sumber:
Tidak semua orang memiliki lahan luas, seperti halaman belakang, atap, hingga balkon di rumah. Solusinya, Anda bisa manfaatkan lahan meski terbatas. Mulai gunakan rak tanaman susun atau taman kontainer sebagai tempat bercocok tanam. Anda juga bisa menggunakan polybag atau ember besar yang harganya lebih terjangkau dibandingkan pot hias.
2. Sistem Pengairan dan Matahari yang Cukup
Sistem pengairan bisa memanfaatkan air hujan. Namun, tidak bisa selalu diharapkan karena cuaca tak menentu. Jadi, Anda juga bisa manfaatkan air bekas cucian beras atau rebusan sayur yang tidak terpakai. Ingat, Anda hanya perlu air yang relatif sedikit untuk menyiram tanaman. Pastikan juga area bercocok tanam di rumah Anda mendapatkan sinar matahari yang cukup. Anda bisa memanfaatkan area rooftop jika tersedia.
3. Perhatikan Jenis Tanaman dan Cara Merawatnya
Dengan manfaatkan lahan, Anda bisa mulai menanam tanaman berjenis rambat, tanaman hias, hingga herbal. Ketiganya tidak banyak memakan tempat serta mudah dipanen. Seperti terong, cabai, kol, bawang, kunyit, jahe, sampai ke tanaman rimpang. Cara merawatnya pun harus diperhatikan sekaligus disesuaikan dengan usianya. Semakin besar tanaman, penyiraman biasanya dilakukan setiap pagi dan sore.
4. Anti Hama
Hama berpotensi datang ke tanaman, bisa dari tanah atau hewan peliharaan. Melansir Agronet, demi suksesnya tips bercocok tanam di rumah, pastikan tanaman benar-benar terletak di area yang aman. Saat tanaman terkena hama, sebaiknya segera lakukan antisipasi. Seperti menyemprot dengan larutan cuka dan lemon.
5. Urban Farming dengan Pupuk Organik
Keamanan tanaman yang dipanen saat dikonsumsi, nantinya bisa lebih sehat jika menggunakan pupuk organik. Ya, kandungan bahan kimia pada pupuk anorganik atau pestisida berpotensi mengancam kesehatan Anda dan orang-orang yang menikmati hasil panen urban farming.
Pupuk organik atau lebih tepatnya pupuk hayati seperti K-Bioboost dengan K-Bioboost Step 1bisa jadi rekomendasi yang tepat untuk urban farming. K-Bioboost merupakan pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme tanah unggul, di antaranya Azotobacter sp, Azospirilium sp, Pseudomonas, Bacillus sp, dan Cytophaga sp. Kandungan Azotobacter sp di dalamnya bermanfaat membantu penambah nitrogen non-simbiotik, sehingga dapat meningkatkan maupun memperbaiki kandungan unsur nitrogen dalam tanah.
Semantara itu, untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi tanaman, K-Bioboost Step 1 bisa diandalkan. Ini merupakan produk yang mengandung asam humat untuk membantu menetralkan pH tanah, sehingga mengoptimalkan penyerapan nutrisi dan pupuk. Tanah jauh lebih subur, kesempatan panen berlimpah jadi lebih besar. Yuk, mulai urban farming dengan cara yang mudah, murah, dan sehat. K-Bioboost dan K-Bioboost Step 1 siap jadi sahabat bercocok tanam Sobat Tani!
Kabar baiknya, K-Bioboost dan K-Bioboost Step 1sedang ada promo di bulan Mei. Cek Promo Product Talk Nasional Zoom Bioboost untuk mendapatkan harga spesial di sini. Hematnya nggak nanggung!