”STOP, BERUSAHA MENGUBAH ORANG LAIN”!
STOP, BERUSAHA MENGUBAH ORANG LAIN !
“Jangan berusaha ingin mengubah orang lain, tapi bantulah orang lain yang ingin berubah”
Suatu saat Nanti Anda, saya dan kita semua akan diminta mempertanggungjawabkan semua perkataan dan perbuatan kita dihadapan Tuhan yang maha kuasa. Ok, nafas dulu, saya hentikan sejenak, ya. Saya tahu kalimat ini berat untuk dibaca terlebih pada di siang hari sehingga jika keberatan rekan-rekan boleh berhenti membacanya sekarang.
Nah, Jika masih berkenan, ini lanjutannya, semua perkataan dan perbuatan kita (bukan orang lain kepada kita), jika mereka ada berbuat salah, apapun itu pada Anda semisal memaki Anda tanpa alasan yang jelas, perilaku tersebut sepenuhnya tanggung jawab orang itu, bukan Anda. Namun, kenapa masih terlalu banyak diantara kita yang kerap dibuat pusing oleh perilaku orang lain? Berapa besar porsi perhatian dan pemikiran didedikasikan untuk memikirkan cara-cara mengubah orang lain agar lebih sesuai ekspektasi kita? Ingat, orang lain itu bisa siapa saja, entah pasangan, upline, downline, anak, tukang ojek dan bahkan presiden.
Pertanyaan yang Sering Muncul, ”Apa yang bisa dilakukan agar bos lebih mendengarkan aspirasi saya? atau ”bagaimana tips untuk mengubah perilaku downline, agar bisa lebih menghormati saya?” atau bahkan pertanyaan yang lebih pribadi, “hal-hal apa yang bisa dilakukan agar (suami/ istri/ ortu/ anak), bisa lebih (hormat/ cinta/ sayang/ peduli) pada saya?
”
Jawaban tegas dan cepat:
“Stop berusaha mengubah orang lain, siapa pun dia!”
Berapa banyak hubungan pertemanan jadi tidak asik saat dipenuhi tekanan agar sang teman mau berubah? berapa banyak argumen panas dilontarkan agar anggota keluarga satu sama lain atas nama harapan untuk berubah? berapa banyak kekecewaan saat perilaku downline tidak berkenan di hati upline?
Meyakini kalau kita mampu mengubah orang lain adalah resep paling ampuh untuk frustasi.
Tidak ada solusi yang bisa ditawarkan pada siapapun tanpa didahului oleh keinginan untuk mendengarkan, menerima dan menjadikan solusi tersebut sebagai pilihan diri. Jadi kenapa harus frustasi saat anjuran tidak didengarkan? Lagi pula, bukankah membosankan jika orang mempunyai tabiat dan tindakan yang sama?
Perbedaan cara pandang, tabiat dan tindakan adalah keniscayaan yang indah, keindahan sejati akan tampak saat Anda, saya dan kita bisa menerima sepenuh hati sebagai sesama mahluk Tuhan Sang Maha Pencipta. Belajarlah mencintai tanpa syarat, “Aku akan lebih mencintaimu, asalkan kamu berubah, asalkan kamu sayang padaku, dan banyak syarat lainnya yang menuntut orang lain dengan segala syarat.
Lakukan cinta tanpa syarat, dengan pola cinta segitiga, mencintai pasangan dengan tujuan Allah SWT dahulu. Kemudian berikan dahuli rasa cinta dan sayang itu, walaupun belum direspon, berikan dahulu dengan mencintai dan sayang padanya karena Allah.
Ketika suatu saat dia berbuat sama atau tidak, tidak lagi penting karena kita sudah bahagia karenanya, tanpa harus menuntut pasangan kita yang berubah, kita berikan dulu sinyal sayang itu, tanpa harus menuntut mengubahnya.
Shultonul Aulia ,Syech Abdul Qodir Aljaelani mengatakan “Kita dilahirkan bukan untuk membersihkan dunia yang kotor lagi hina, tugas kita membersihkan jiwa kita”
Ojo Dumeh! Orang yang merasa sudah soleh (sebenarnya belum), orang yang merasa baik sebenarnya bukan sebuah kebaikan nafsu dirinya ingin sekali mengubah orang lain. Rasulullah SAW bersabda :
“Akan ada yang lebih besar dari perang badar, yaitu jihadun nafs ( memerangi hawa nafsu sendiri).”
Seandainya masing-masing dari kita mau fokus mengubah diri, Insyaa Allah satu kampung akan menjadi baik semua, berikan contoh perubahan yang ingin Anda capai, bantulah orang lain yang ingin berubah, bukan dengan bersikeras ingin mengubah orang lain.
Dan pada akhirnya, satu-satunya dzat yang mempunyai kemampuan membolak balikan isi hati manusia semudah memanas-mendinginkannya air dalam teko adalah Allah Sang Maha pembolak-balik hati manusia.
Oleh karena Itu, hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mengubah orang lain adalah ketuk yang di langit dengan doa. Mendoakannya dengan sepenuh hati, tulus, dan terus menerus hingga perubahan tersebut terjadi. Insyaa Allah.
Salam Sukses , Go Freedom !