Gaya Baru Pelajar: Belajar Melalui Siaran Televisi
Untuk mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19), beberapa waktu lalu, pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah. Meski pelajar tidak ke sekolah, bukan berarti mereka tidak belajar, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan namun dilakukan secara daring atau online.
Namun, tak dapat dipungkiri jika mungkin ada saja keluarga yang memiliki keterbatasan pada akses internet, entah karena sisi ekonomi maupun letak geografis. Hal ini menjadi hambatan karena sulit berinteraksi dengan guru atau pihak sekolah anak. Oleh karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, bekerjasama dengan TVRI meluncurkan program Belajar dari Rumah yang telah tayang di televisi nasional TVRI sejak April lalu.
Baca Juga: https://k-link.co.id/bunda-tingkatkan-metabolisme-si-kecil-dengan-cara-ini/
Tayangan dalam program “Belajar dari Rumah” meliputi tayangan untuk anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, serta SMA/SMK dan sederajat. Menurut Mendikbud, pembelajaran dalam program ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi. Ia menambahkan, tujuan lain dari program tersebut adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua dan anak.
Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Hilmar Farid menjelaskan dalam situs resmi kemdikbud.go.id, bahwa jadwal di hari Senin hingga Jumat digunakan untuk pembelajaran dengan total durasi tiga jam per hari untuk semua tayangan. Program tersebut diambil dari berbagai sumber seperti TV Edukasi, atau sumber lainnya yakni Jalan Sesama untuk jenjang PAUD. Ia juga menambahkan telah menyiapkan 720 episode untuk penayangan program “Belajar dari Rumah”.
Sedangkan untuk akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, ada durasi tiga jam khusus untuk program kebudayaan, antara lain talkshow, podcast, kesenian, dan magazine tentang perkembangan budaya dari seluruh Indonesia. Kemudian di malam hari akan ada pemutaran film Indonesia dengan pilihan berbagai genre, seperti film anak, drama, dan dokumenter.
Nah, untuk mendukung kegiatan belajar melalui tayangan televisi, Anda bisa membekali sang buah hati dengan memberikan kacamata anti radiasi yang mampu menjaga kesehatan matanya agar tidak mudah lelah. Terlalu lama menonton televisi atau bermain gadget tentu akan membahayakan mata anak, serta dapat menyebabkan kerusakan yang serius jika frekuensinya berlebihan.
Kacamata anti radiasi umumnya dilengkapi dengan lapisan lensa anti reflektif yang mampu mengurangi pantulan sinar yang menyilaukan dari layar televisi maupun gadget. Sinar biru pada layarnya dapat mengganggu kemampuan fokus mata anak. Dengan menggunakan kamacata anti radiasi, anak dapat meningkatkan kenyamanan dan mencegah ketegangan mata.
K-Ion Nano Kids bisa jadi andalan para orang tua untuk membekali buah hati agar belajar di rumah jadi menyenangkan. K-Ion Nano Kids merupakan kacamata kesehatan yang terbuat dari bahan unik Thermoplastic Rubber (TR) dengan teknologi nano. Kacamata ini dapat memancarkan energi anion (ion negatif) dan sinar infra merah jarak jauh dalam bentuk partikel nano yang baik kesehatan mata anak.
K-Ion Nano Kids tersedia dalam empat pilihan warna, yakni merah, hijau, hitam, dan putih. Yuk, sebagai orang tua yang bijak, berikan kacamata terbaik agar anak belajar di rumah menjadi aman. (Dedi/Annisa/Rahma)
Artikel Rekomendasi: https://k-link.co.id/6-cara-meningkatkan-konsentrasi-anak-saat-belajar-dari-rumah/