Apa yang Terjadi Pada Tubuh Saat Terinfeksi COVID-19?
Menurut (Risk Factors for Human Disease Emergence), Virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan COVID-19 adalah virus zoonotik. Dinamakan demikian karena virus ini diduga berasal dari binatang sebelum menginfeksi manusia. Sekitar 60 persen virus dan bakteri yang menginfeksi manusia, di antaranya flu, rabies dan tuberkulosis memang berasal dari fauna.
COVID-19 merupakan generasi kedua virus corona yang masuk ke tubuh melalui hidung, mata, atau mulut. Ketika menempel di saluran pernapasan, COVID-19 menginfeksi sel dengan memadukan membran berminyaknya dengan membran sel. Setelah itu, virus melepaskan potongan RNA atau asam ribonukleat.
Baca Juga: https://k-link.co.id/penyebaran-virus-corona-meluas-saatnya-jaga-imunitas/
RNA ini adalah ‘buku panduan’ bagi sel tubuh untuk bekerja. Ketika virus membawa RNA baru, sel akan salah membaca panduan. Sel yang keliru membaca panduan ini akan menghasilkan protein baru yang berisi salinan virus. Setelah jutaan protein terkumpul, virus membawanya ke luar sel untuk segera dikirim ke sel-sel yang lain. Sel pertama yang menjadi inang virus sekaligus ‘mesin fotokopi’ tadi kemudian mati.
Nasib yang sama juga mengancam sel-sel lain di paru-paru yang terinfeksi salinan virus tadi. Gejalanya seperti sakit tenggorokan, batuk, bersin dan gangguan saluran pencernaan. Sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melawan virus tersebut. Hal ini ditandai dengan suhu tubuh yang naik sehingga menimbulkan demam.
Menurut Matthew Frieman (Profesor Fakultas Kedokteran, Universitas Maryland), memasuki fase kedua atau setelah virus merusak banyak sel di paru-paru, tubuh bereaksi. Tubuh mengirimkan sistem kekebalan sebagai serdadu yang bertugas memerangi Virus Corona. Fase ini dapat dilihat dengan jelas karena diiringi kenaikan suhu tubuh. Manusia yang terjangkit COVID-19 pun mengalami demam tinggi.
Paru-paru yang dibanjiri sistem imun ini menyebabkan pneumonia atau paru-paru basah. Prof Frieman mengatakan, proses ini mirip seperti SARS. Dalam kasus COVID-19, nyawa yang melayang di fase ini kebanyakan disebabkan kegagalan bernapas karena pneumonia. Jika fase ini tidak sampai merenggut nyawa, lanjut Frieman, bukan berarti pasien sehat-sehat saja.
Dalam beberapa kasus SARS, contohnya, pasien yang mampu bertahan akan menderita kerusakan paru-paru permanen. Paru-paru mereka seperti sarang lebah karena banyak lubang. Bentuk paru-paru seperti ini juga ditemukan di pasien COVID-19. Oleh sabab itu, Anda perlu perlindungan jika virus tersebut terlanjur masuk ke dalam paru-paru. Lindungi paru-paru dari serangan virus dengan K-Ayurveda AyuAsmo.
K-Ayurveda AyuAsmo mengandung Glycyrrhiza Glabra dan AdhatodaVasica yang bermanfaat sebagai bronkodilator (melebarkan saluran pernapasan), mengencerkan dahak, membersihkan saluran pernapasan serta bersifat sebagai antibakteri untuk melawan serangan virus dan bakteri yang menyerang paru-paru. Selain itu, flavonoid dan tanin yang merupakan antioksidan di dalamnya membantu menghambat pertumbuhan virus dan juga bakteri. Sayangi paru-paru Anda, lawan serangan virus dengan K-Ayurveda AyuAsmo. (Dedi)
Artikel Rekomendasi: https://k-link.co.id/antisipasi-penyebaran-virus-corona-dengan-cara-ini/